Bahagia yang Tidak Sederhana
"Bahagia itu Sederhana"
Adalah sebuah kalimat yang gue yakin tidak asing untuk semua orang.
Yang dimana kalimat tersebut memiliki arti bahwa perasaan bahagia adalah suatu perasaan yang bisa dirasakan bahkan dengan cara yang paling simple.
Because yes,
you can find happiness everywhere.
Saat bisa bangun pagi dengan sehat, bisa ngelakuin hobi yang kita suka, quality time bareng keluarga, makan makanan enak, selimutan di kamar disaat di luar lagi hujan deras, dan masih banyak hal lainnya.Jika ada Bahagia yang sederhana, maka juga ada Bahagia yang tidak sederhana.
Dan menurut gue, travelling merupakan salah satu contoh dari Bahagia yang tidak sederhana.
Butuh usaha, butuh tenaga, butuh uang, butuh direncanakan, butuh waktu, dan butuh banyak hal lainnya.
Banyak hal-hal yang dikeluarkan untuk mendapatkan kebahagiaan lewat travelling.
Dan kebahagiaan itu akan kita peroleh ketika rasa senang yang kita terima setimpal dengan hal-hal dan usaha yang sudah kita keluarkan.
Terlepas orang itu pergi sendiri ataupun bareng-bareng temen.
Naik kereta atau naik pesawat.
Beli tiket promo ataupun harga normal.
Travelling is something that will makes you happy.
So.. This post is dedicated to my last travelling experience.
Dibuat untuk jadi pengingat, bahwa gue dan orang-orang yang pergi bareng gue pernah merasakan bahagia dengan cara yang tidak sederhana, yaitu travelling.
Puji Tuhan, gue dapet kesempatan rehat sejenak dari kelelahan magang dan bisa merasakan Bali walaupun hanya secara singkat pada tanggal 1 - 3 Juni kemarin.
Ber-sembilan.
Semuanya adalah temen-temen yang susah seneng bareng ngurusin Badminton BINUS selama kurang lebih 1 tahun.
Dengan tidak sedikit masalah, kendala, drama, dan hal-hal yang menghambat lainnya, Thank God rencana kita akhirnya berhasil direalisasikan.
Dan tanggal 3 Juni kemarin,
Didepan pintu keberangkatan domestik Bandara Internasional Ngurah Rai, dimana gue dan teman-teman lainnya akan kembali ke Jakarta dengan didahului oleh Shenta yang sudah terlebih dahulu sampai di Makassar dan meninggalkan Ko Mich yang memang stay di Bali, gue merasakan suatu perasaan yang ga pernah gue suka dari dulu.
Senang.
Karena apa yang gue alami selama 3 hari kemarin adalah sesuatu yang nyata.
Dari awal ngumpul di rumah Stella sebelum ke bandara, yang sekaligus merupakan diskusi tatap muka pertama sejak liburan ini direncanakan.
Jalan nyari KFC sampe terminal 2 yang ternyata ga pernah ada.
Ketemu Shenta dan Ko Mich di bandara Ngurah Rai untuk pertama kalinya sejak Shenta balik untuk kuliah di Makassar dan Ko Mich balik ke Bali.
And so on..
Insiden Aqua, Kacang, Truk Kuning, Jus Jeruk, Stella nyemplung, Lupa Sahur, Kejedot kaca, Ikan Tuna, and Peredam Suara.
Apalagi?
Every laugh, Every jokes, The Truth or Dare session, Our late night sharing.
Everything was real.
The Happiness was real.
Dan Sedih.
Tidak hanya sebatas karena setiap dari kita harus kembali ke kehidupan dengan rutinitasnya sendiri.
Tapi juga karena gue tau bahwa perasaan senang itu sudah menjadi memori ketika kita sampai ke rumah masing-masing.
Dan semakin sedih karena tidak tau kapan akan merasakan perasaan senang seperti itu lagi.
Untuk Ko Vic, karena sudah menjadi perantara kami dengan orang Villa, lalu atas beberapa hal 'bodoh' yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja, dan kebersediaannya untuk selalu duduk dibelakang dari awal pergi sampe pulang lagi.
Untuk Didi, karna sudah dapetin mobil gede walaupun h-3. Lalu sudah bersedia HP nya jadi kamera setiap orang dan juga untuk ketengilannya yang bikin speechless.
Untuk Ririn, yang sudah jadi 'Ibu' dari setiap kita, repot-repot ngumpulin tiket plus KTP, dan atas kejadian jus jeruknya yang hampir bikin panik.
Untuk Livia, karna jadi satu-satu nya orang yang bisa ku bully ❤
Untuk Stella, yang bersedia rumahnya dijadiin base camp, print out tiket kita yang sebenernya ga perlu, dan atas kesukarelaannya buangi botol larutan saya.
Untuk Shenta, yang sudah dateng jauh-jauh dari Makassar dengan membawa banyak stok cemilan dan mainan, dan atas nada bicaranya yang lucu. 😄
Dan Untuk Ko Mich, atas kebersediaannya direpotkan selama 3 hari, yang bikin short escape ini bisa terealisasi dengan sangat efektif dan lancar, karena dengan tulus dan rela hati ngecekin Villa, Jemputin terus anterin balik lagi ke Bandara, dan dengan senang hati dijadiin 'Google Maps' sekaligus Tour Guide disana.
I seriously can't thank you enough :")
So.. This post is dedicated to my last travelling experience.
Dibuat untuk jadi pengingat, bahwa gue dan orang-orang yang pergi bareng gue pernah merasakan bahagia dengan cara yang tidak sederhana, yaitu travelling.
Happy Reading! :)
Puji Tuhan, gue dapet kesempatan rehat sejenak dari kelelahan magang dan bisa merasakan Bali walaupun hanya secara singkat pada tanggal 1 - 3 Juni kemarin.
Ber-sembilan.
Semuanya adalah temen-temen yang susah seneng bareng ngurusin Badminton BINUS selama kurang lebih 1 tahun.
Dengan tidak sedikit masalah, kendala, drama, dan hal-hal yang menghambat lainnya, Thank God rencana kita akhirnya berhasil direalisasikan.
Dan tanggal 3 Juni kemarin,
Didepan pintu keberangkatan domestik Bandara Internasional Ngurah Rai, dimana gue dan teman-teman lainnya akan kembali ke Jakarta dengan didahului oleh Shenta yang sudah terlebih dahulu sampai di Makassar dan meninggalkan Ko Mich yang memang stay di Bali, gue merasakan suatu perasaan yang ga pernah gue suka dari dulu.
Perasaan dimana gue merasakan senang dan sedih disaat yang bersamaan.
Senang.
Karena apa yang gue alami selama 3 hari kemarin adalah sesuatu yang nyata.
Dari awal ngumpul di rumah Stella sebelum ke bandara, yang sekaligus merupakan diskusi tatap muka pertama sejak liburan ini direncanakan.
Jalan nyari KFC sampe terminal 2 yang ternyata ga pernah ada.
Ketemu Shenta dan Ko Mich di bandara Ngurah Rai untuk pertama kalinya sejak Shenta balik untuk kuliah di Makassar dan Ko Mich balik ke Bali.
And so on..
Insiden Aqua, Kacang, Truk Kuning, Jus Jeruk, Stella nyemplung, Lupa Sahur, Kejedot kaca, Ikan Tuna, and Peredam Suara.
Apalagi?
Every laugh, Every jokes, The Truth or Dare session, Our late night sharing.
Everything was real.
The Happiness was real.
Dan Sedih.
Tidak hanya sebatas karena setiap dari kita harus kembali ke kehidupan dengan rutinitasnya sendiri.
Tapi juga karena gue tau bahwa perasaan senang itu sudah menjadi memori ketika kita sampai ke rumah masing-masing.
Dan semakin sedih karena tidak tau kapan akan merasakan perasaan senang seperti itu lagi.
You know, that feeling ketika kita baca buku atau nonton film yang bagus banget dan gamau buku atau film itu selesai.
Iya, kayak gitu.
So, this short trip is the real example,
Where a reality went beyond an expectation.
Dan hal ini ga terlepas dari effort each one of us yang sudah berusaha membuat short escape ini menjadi sangat menyenangkan.
Thank you very much,
Untuk Fakhri, atas keberaniannya menjadi orang pertama yang beli tiket. Lalu untuk setok puluhan jokes recehnya, dan juga untuk Bean Boozlednya.Untuk Ko Vic, karena sudah menjadi perantara kami dengan orang Villa, lalu atas beberapa hal 'bodoh' yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja, dan kebersediaannya untuk selalu duduk dibelakang dari awal pergi sampe pulang lagi.
Untuk Didi, karna sudah dapetin mobil gede walaupun h-3. Lalu sudah bersedia HP nya jadi kamera setiap orang dan juga untuk ketengilannya yang bikin speechless.
Untuk Ririn, yang sudah jadi 'Ibu' dari setiap kita, repot-repot ngumpulin tiket plus KTP, dan atas kejadian jus jeruknya yang hampir bikin panik.
Untuk Livia, karna jadi satu-satu nya orang yang bisa ku bully ❤
Untuk Stella, yang bersedia rumahnya dijadiin base camp, print out tiket kita yang sebenernya ga perlu, dan atas kesukarelaannya buangi botol larutan saya.
Untuk Shenta, yang sudah dateng jauh-jauh dari Makassar dengan membawa banyak stok cemilan dan mainan, dan atas nada bicaranya yang lucu. 😄
Dan Untuk Ko Mich, atas kebersediaannya direpotkan selama 3 hari, yang bikin short escape ini bisa terealisasi dengan sangat efektif dan lancar, karena dengan tulus dan rela hati ngecekin Villa, Jemputin terus anterin balik lagi ke Bandara, dan dengan senang hati dijadiin 'Google Maps' sekaligus Tour Guide disana.
I seriously can't thank you enough :")
Jadi....
💜 Thank you my Comfort Zone 💜


💕
BalasHapus